Senin, 13 Desember 2010

Memiliki sahabat sejati adalah harga paling berharga, karena bersama sahabat
kita bisa menjadi diri sendiri, ia mampu membuat kita bahagia dengan diri
kita sendiri dan memberi motivasi hidup.
Tetapi terkadang muncul perbedaan pendapat, selisih paham atau masalah yang
menguji persahabatan kita. Bagaimana menyiasati ‘ujian-ujian’ yang akan
selalu timbul agar ikatan persahabatan tetap awet ? Psikolog Alexander
Sriewijono membagi tipsnya.
1. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita juga memiliki manfaat bagi
sahabat-sahabat kita ?
2. Selalu bersikap tulus dan jujur, tidak ada kata terpaksa dalam melakukan
sesuatu bagi sahabat.
3. Keep contact. Persahabatan tidak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Meski
tak bisa selalu sering bertemu, tanyakan kabar masing-masing melalui
telepon, SMS atau email.
4. Hindari meminjam uang dari sahabat. Jika Anda tidak bisa membayar hutang,
nasib persahabatan bisa menjadi taruhan.
5. Hormati pilihan hidupnya. Meski Anda tidak selalu setuju dengan pilihan
yang diambil oleh sahabat, bukan berarti Anda berhak mengintervensi
hidupnya. Tugas Anda adalah memberikan masukan, segala keputusan tetap ada
di tangannya.

link: http://hensan.wordpress.com/2007/11/06/sahabat-sejati/

Arti sebuah persahabatan

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu:))

http://krenungan.org/wordpress